Jumat, 01 Juni 2012 21:30:00 WIB
BALAS DENDAM PENDIDIKAN
Kali ini Kick Andy hendak mengangkat kisah orang-orang yang dulu miskin
dan nyaris tidak bisa bersekolah, tetapi sekarang mereka mendirikan
dan mengelola sekolah untuk anak-anak yang tidak mampu.
Betulkah apa yang mereka lakukan sebagai balas dendam atas masa lalu mereka ? Nurul Karimah yang berasal dari keluarga tidak mampu merasa tergerak mendirikan sekolah bagi anak-anak tidak mampu di desa Kemloko, Temanggung, Jawa Tengah. Nurul yg awalnya hampir tidak bersekolah SMP karena ayahnya tidak mampu, bersama-sama temannya mendirikan sekolah gratis. Dibawah Yayasan Cendekia Mandiri, Nurul bersama teman-temannya bahkan mendatangi dan mengajak anak-anak petani tembakau itu untuk bersekolah. ”Kami terpaksa menjemput mereka untuk bersekolah. Kalau tidak kami datangi dan jemput, mereka enggan untuk pergi ke sekolah,” ujar Nurul prihatin.
Jika Nurul Karimah dendam atas kemiskinan, lain halnya dengan Bahruddin. Pria yang kini berusia 47 tahun itu dendam dan gemas dengan sistem pembelajaran dan kurikulum yang ada di Indonesia. Menurutnya, sekolah yang ada saat ini hanya mengejar selembar ijasah. Sistem pembelajaran menurut Bahruddin tidak melihat bakat anak didik. ”Makanya banyak dijumpai anak lulusan SMP atau SMA tidak bisa apa-apa ketika terjun ke masyarakat,” kata Bahruddin gemas. Itulah sebabnya ia mendirikan yayasan Qorry Thayibah di pinggiran kota Salatiga, Jawa Tengah. Konsep sekolah Bahruddin yang setingkat SMP dan SMA ini berbeda dengan sekolah pada umumnya. Anak didiknya yang sebagian besar adalah tetangganya itu dididik sesuai dengan bakat si anak. Misalnya mereka bakatnya melukis atau menggambar, maka si anak itu diajarin melukis dan menggambar sampai murid itu ahli. Begitu halnya dengan yang lain seperti berbakat kesenian, multimedia, dan fotografi. ”Anak didik saya yang mempunyai bakat menulis, sudah ada yang menulis beberapa judul buku,” kata Bahruddin bangga sambil memperlihatkan beberapa buku kepada host Kick Andy, Andy F Noya.
Sementara bagi Darsono tidak ada alasan orang tidak bisa kuliah di perguruan tinggi karena mahalnya biaya kuliah. Pria berusia 57 tahun berasal dari Yogyakarta itu mendirikan Universitas Pamulang yang terletak di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Mahasiswa Unpam sebagian besar dari kalangan tidak mampu antara lain mereka yang berprofesi sebagai office boy, kuli bangunan dan pemulung. ”Bahkan salah satu alumninya yang berprofesi sebagai pemulung telah berhasil lulus dan kini menjadi dosen di Unpam,” ujar Darsono. Motivasi mendirikan universitas yang murah bagi Darsono adalah obsesinya karena dendam masa lalunya yang kesulitan ketika bersekolah. Ia mengaku terpaksa pergi dari rumah, diusir ayahnya karena ngotot ingin sekolah. Darsono yang merantau ke Jakarta terlunta-lunta dan pernah menjadi office boy di salah satu perusahaan di Jakarta. Berkat keuletan dan ketelatenan yang penuh perjuangan cita-cita Darsono berhasil mendirikan Universitas Pamulang. Biaya kuliah di Unpam menurut Darsono sangat murah. Mahasiswa bisa mengangsur uang kuliahnya selama satu semester Rp 100 ribu per bulan.
Upaya ke tiga narasumber Kick Andy kali ini memang patut diapresiasi. Di tengah karut marut pendidikan kita yang mahal dan tidak terjangkau bagi mereka yang tidak mampu, mereka berhasil memberi solusi.
Betulkah apa yang mereka lakukan sebagai balas dendam atas masa lalu mereka ? Nurul Karimah yang berasal dari keluarga tidak mampu merasa tergerak mendirikan sekolah bagi anak-anak tidak mampu di desa Kemloko, Temanggung, Jawa Tengah. Nurul yg awalnya hampir tidak bersekolah SMP karena ayahnya tidak mampu, bersama-sama temannya mendirikan sekolah gratis. Dibawah Yayasan Cendekia Mandiri, Nurul bersama teman-temannya bahkan mendatangi dan mengajak anak-anak petani tembakau itu untuk bersekolah. ”Kami terpaksa menjemput mereka untuk bersekolah. Kalau tidak kami datangi dan jemput, mereka enggan untuk pergi ke sekolah,” ujar Nurul prihatin.
Jika Nurul Karimah dendam atas kemiskinan, lain halnya dengan Bahruddin. Pria yang kini berusia 47 tahun itu dendam dan gemas dengan sistem pembelajaran dan kurikulum yang ada di Indonesia. Menurutnya, sekolah yang ada saat ini hanya mengejar selembar ijasah. Sistem pembelajaran menurut Bahruddin tidak melihat bakat anak didik. ”Makanya banyak dijumpai anak lulusan SMP atau SMA tidak bisa apa-apa ketika terjun ke masyarakat,” kata Bahruddin gemas. Itulah sebabnya ia mendirikan yayasan Qorry Thayibah di pinggiran kota Salatiga, Jawa Tengah. Konsep sekolah Bahruddin yang setingkat SMP dan SMA ini berbeda dengan sekolah pada umumnya. Anak didiknya yang sebagian besar adalah tetangganya itu dididik sesuai dengan bakat si anak. Misalnya mereka bakatnya melukis atau menggambar, maka si anak itu diajarin melukis dan menggambar sampai murid itu ahli. Begitu halnya dengan yang lain seperti berbakat kesenian, multimedia, dan fotografi. ”Anak didik saya yang mempunyai bakat menulis, sudah ada yang menulis beberapa judul buku,” kata Bahruddin bangga sambil memperlihatkan beberapa buku kepada host Kick Andy, Andy F Noya.
Sementara bagi Darsono tidak ada alasan orang tidak bisa kuliah di perguruan tinggi karena mahalnya biaya kuliah. Pria berusia 57 tahun berasal dari Yogyakarta itu mendirikan Universitas Pamulang yang terletak di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Mahasiswa Unpam sebagian besar dari kalangan tidak mampu antara lain mereka yang berprofesi sebagai office boy, kuli bangunan dan pemulung. ”Bahkan salah satu alumninya yang berprofesi sebagai pemulung telah berhasil lulus dan kini menjadi dosen di Unpam,” ujar Darsono. Motivasi mendirikan universitas yang murah bagi Darsono adalah obsesinya karena dendam masa lalunya yang kesulitan ketika bersekolah. Ia mengaku terpaksa pergi dari rumah, diusir ayahnya karena ngotot ingin sekolah. Darsono yang merantau ke Jakarta terlunta-lunta dan pernah menjadi office boy di salah satu perusahaan di Jakarta. Berkat keuletan dan ketelatenan yang penuh perjuangan cita-cita Darsono berhasil mendirikan Universitas Pamulang. Biaya kuliah di Unpam menurut Darsono sangat murah. Mahasiswa bisa mengangsur uang kuliahnya selama satu semester Rp 100 ribu per bulan.
Upaya ke tiga narasumber Kick Andy kali ini memang patut diapresiasi. Di tengah karut marut pendidikan kita yang mahal dan tidak terjangkau bagi mereka yang tidak mampu, mereka berhasil memberi solusi.