Mampu Gak???
KEMAMPUAN BERBAHASA
Bila kita berbicara tentang kemampuan berbahasa, maka wujud kemampuan
itu lazimnya diklasifikasikan
menjadi empat macam.
1.
Kemampuan
menyimak atau mendengarkan, yaitu kemampuan memahami dan menafsirkan pesan yang
disampaikan secara lisan oleh orang
lain. Kendati tercantum dalam kurikulum, kemampuan menyimak ini kurang mendapat
perhatian guru untuk dilatihkan. Mengapa? Karena guru biasanya menganggap
keterampilan ini mudah dipelajari sehingga tidak begitu dipentingkan dalam
pembelajaran. Tentu saja pendapat itu keliru! Menyimak itu banyak macamnya.
Bukan hanya mendengarkan percakapan, tetapi juga berita, ceramah, cerita,
penjelasan, dan sebagainya. Siswa mendengarkan beragam simakan dengan tujuan
yang berbeda: untuk berkomunikasi, belajar, hiburan, serta memperoleh,
merangkum, mengolah, mengkritisi, dan merespon informasi. Tujuan menyimak yang
berbeda tentu saja menuntut strategi menyimak yang berlainan pula.
2.
Kemampuan
berbicara, yaitu kemampuan untuk menyampaikan pesan secara lisan
kepada orang lain. Yang dimaksud pesan di sini adalah pikiran, perasaan, sikap,
tanggapan, penilaian, dsb. Seperti halnya menyimak, banyak pihak yang kurang
mengangap penting keterampilan berbicara. Mereka beranggapan bahwa berbicara
itu mudah dan dapat dipelajari di mana saja dan dengan siapa saja. Lagi-lagi
anggapan ini keliru. Sekedar berbicara dengan teman atau keluarga mungkin tidak
terlalu sulit. Tetapi, berbicara secara sistematis untuk berbagai keperluan dan
situasi, tentu tidak mudah. Berbicara juga bermacam-macam: berinteraksi dengan sesama, berdiskusi dan
berdebat, berpidato, menjelaskan, bertanya, menceritakan, melaporkan, dan
menghibur. Tujuan dan mitra berbicara yang berbeda akan memerlukan strategi
berbicara yang tidak sama. Keterampilan itu sulit dikuasai siswa dengan baik
tanpa latihan dan pemberian balikan yang bermakna.
3.
Kemampuan
membaca, yaitu kemampuan untuk memahami dan menafsirkan pesan
yang disampaikan secara tertulis oleh pihak lain. Kemampuan ini tidak hanya
berkaitan dengan pemahaman simbol-simbol tertulis, tetapi juga memahami pesan
atau makna yang disampaikan oleh penulis, bahkan mengkritisinya.
4.
Kemampuan
menulis, yaitu kemampuan menyampaikan pesan kepada pihak lain
secara tertulis. Kemampuan ini bukan hanya berkaitan dengan kemahiran siswa
menyusun dan menuliskan simbol-simbol tertulis, tetapi juga mengungkapkan
pikiran, pendapat, sikap, dan perasaannya secara jelas, sistematis, berisi, dan
menarik sehingga dapat dipahami oleh orang yang menerimanya seperti yang dia
maksudkan.
Umumnya
orang beranggapan bahwa keempat kemampuan berbahasa itu berkembang secara
berurutan, dari kemampuan menyimak, berbicara, membaca, baru menulis. Anggapan
itu tidak sepenuhnya benar. Mungkin kemampuan menyimak anak berkembang lebih
awal, tetapi kemampuan itu segera diikuti oleh kemampuan berbicara. Begitu pula
dengan kemampuan baca-tulis. Pada akhirnya, pelbagai kemampuan itu berkembang
secara interaktif dan saling mempengaruhi. Ketergangguan pada salah satu aspek
akan dapat menghambat aspek kemampuan berbahasa lainnya. Penelitian yang
dilakukan Walter Loban menunjukkan adanya bukti hubungan antara keterampilan
berbahasa siswa serta keterampilan berbahasa dengan belajar.
No comments:
Post a Comment