MEMUJI anak sepertinya memang menjadi
kewajiban orang tua. Tapi, tahukah Anda, memuji ternyata memberikan efek
positif bagi anak. Pujian bisa mengembangkan kepercayaan diri anak.
Selain itu, anak juga bisa terobsesi dengan keunggulan mereka, sehingga
mereka berusaha sebaik mungkin untuk mencapainya.
Contoh sederhananya adalah, ketika Anda memuji kecantikan gadis kecil Anda ketika mengenakan pakaian dan gaya rambut tertentu. Atau, pujian yang diberikan ketika anak mencapai nilai ujian yang sempurna. Tidak ada yang salah dengan itu semua. Penekanan pada sisi positiflah kuncinya. Melalui bahasa pujian sederhana, kita bisa membantu membangun karakter anak.
Menurut Art Markman, Ph.D, seorang konsultan psikologi dari YouBeauty, akan sangat baik membuat anak berpikir suatu kemampuan adalah bakat yang harus dilatih terus-menerus. Misal, kecerdasan memecahkan masalah matematika, dan kemampuan di bidang olahraga.
Itulah yang tidak bisa dikendalikan oleh anak. Tapi, itu dapat berubah dengan pujian-pujiab yang diberikan. Cara memuji akan membantu mereka seiring pertambahan usia buah hati. Fokus pujian pada hasil seperti 'Kamu terlihat cantik', 'Kamu pintar karena memperoleh nilai 100'. harus ditambahkan dengan pernyataan bagaimana mereka mencapainya.
Contohnya, 'Rambutmu terlihat cantik, sisiran sendiri, kan?' Atau "Karena kamu belajar kemarin, makanya mendapatkan nilai bagus'.
Metode ini membuat mereka terbiasa untuk berpikir, apa yang mereka dapatkan bukanlah sesuatu yang terberi (given), melainkan didapatkan karena mereka berusaha.
Jika anak-anak berpikir dirinya berbakat, tapi kita salah memuji karena hanya ingin menyenangkan mereka, akan sulit bagi anak untuk memperbaikinya. Berbeda jika sejak awal kita memberi tahu proses dan usaha yang membuat bakat mereka terasah. Ketika mereka menemukan penghalang, mereka akan mencoba mencari jalan keluar untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi.(intisari/***)
Contoh sederhananya adalah, ketika Anda memuji kecantikan gadis kecil Anda ketika mengenakan pakaian dan gaya rambut tertentu. Atau, pujian yang diberikan ketika anak mencapai nilai ujian yang sempurna. Tidak ada yang salah dengan itu semua. Penekanan pada sisi positiflah kuncinya. Melalui bahasa pujian sederhana, kita bisa membantu membangun karakter anak.
Menurut Art Markman, Ph.D, seorang konsultan psikologi dari YouBeauty, akan sangat baik membuat anak berpikir suatu kemampuan adalah bakat yang harus dilatih terus-menerus. Misal, kecerdasan memecahkan masalah matematika, dan kemampuan di bidang olahraga.
Itulah yang tidak bisa dikendalikan oleh anak. Tapi, itu dapat berubah dengan pujian-pujiab yang diberikan. Cara memuji akan membantu mereka seiring pertambahan usia buah hati. Fokus pujian pada hasil seperti 'Kamu terlihat cantik', 'Kamu pintar karena memperoleh nilai 100'. harus ditambahkan dengan pernyataan bagaimana mereka mencapainya.
Contohnya, 'Rambutmu terlihat cantik, sisiran sendiri, kan?' Atau "Karena kamu belajar kemarin, makanya mendapatkan nilai bagus'.
Metode ini membuat mereka terbiasa untuk berpikir, apa yang mereka dapatkan bukanlah sesuatu yang terberi (given), melainkan didapatkan karena mereka berusaha.
Jika anak-anak berpikir dirinya berbakat, tapi kita salah memuji karena hanya ingin menyenangkan mereka, akan sulit bagi anak untuk memperbaikinya. Berbeda jika sejak awal kita memberi tahu proses dan usaha yang membuat bakat mereka terasah. Ketika mereka menemukan penghalang, mereka akan mencoba mencari jalan keluar untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi.(intisari/***)
No comments:
Post a Comment